WARGA BANJAR DIGEGERKAN PENEMUAN TANK MILITER DI SUNGAI CITANDUY

Tank tersebut hingga
minggu ini masih ramai didatangi warga Banjar yang penasaran ingin
menonton secara langsung ke lokasi. Namun sayang sekali, posisi bagian
tank masih terendam air di kedalaman setengah meter, sehingga pengunjung
yang ingin memegang langsung bagian baja tersebut harus turun mendekat
dan menyebrang ke lokasi. Warga setempat langsung menandai penemuan
tersebut dengan bambu dan kain putih guna memudahkan pengunjung mencapai
lokasi.
“ANALISIS KHUSUS REDAKSI”

Dari karakter lekukan
yang ada, serta ketebalan baja 4-7 cm/0,5-1 inchi , merupakan ciri khas
dari tank ringan 2 personel pasukan kerajaan Belanda. Untuk jenisnya
kami prediksi adalah tang renault seri ft atau Marmon-Herrington Combat
Tank Light buatan perancis/inggris yang memiliki panjang 5 meter, lebar
1.7 m dan tinggi lebih dari 2 meter, satu meriam ringan. Tank jenis
inilah yang sering digunakan belanda selama operasi militer di pulau
jawa antara 1938-1949. (bubud)








Parungsari (07/10/12).
Animo warga untuk melihat titik lokasi penemuan yang diduga tank baja di
sungai Citanduy semakin memuncak pada senin ini. Akibatnya parkiran
kendaraan warga yang umumnya pengguna sepeda motor menutup bahu jalan
tepat di tikungan Batu engko Parungsari. Hal ini membuat lalin tersendat
hingga siang hari pukul 14:00 WIB.
Kondisi ini memaksa
Satlantas Banjar menurunkan beberapa personilnya dalam rangka
menertibkan kendaraan warga di jam yang sama dan mencegah terjadinya
kemacetan. Dari pantauan redaksi, pada umumnya warga yang datang mengira
bahwa penemuan benda diduga tank yang terkubur pasir dan batuan
citanduy ini bisa dilihat dengan kasat mata. Padahal kondisi benda
tersebut sama sekali tidak terlihat dan masih tertutup arus air sungai.
Akibat peristiwa yang
menghebohkan warga ini sejumlah pengguna jalan raya Brigjend M Isa
sempat “padat merayap” dan belum diketahui sampai kapan animo warga
untuk melihat lokasi ini menurun. “bisa jadi besok dan lusa pun kami
tetap berjaga dan mengantisipasi terjadinya penumpukan pengunjung,
karena lokasi parkir kendaraan dan berkumpulnya warga sangat berbahaya,
tepat di tikungan tajam seperti ini”. Ungkap salah satu personel lantas.
(bubud sihabudin)




