Saat ini
Indonesia mempunyai 34 provinsi dan 98
kota di seluruh nusantara. Dari
banyaknya kota-kota di Negara ini terdapat kota kecil yang dalam sejarah
perkembangannya mengalami beberapa kali perubahan status. Kota Banjar tepatnya
adalah sebuah kota di Provinsi Jawa
barat, Indonesia, yang berada di
perbatasan dengan provinsi Jawa Tengah,
yakni dengan kabupaten Cilacap.
Kota Banjar
tentu berbeda dengan Banjarnegara yang berada di Jawa Tengah, maka untuk
membedakannya kota ini pun sering disebut dengan Banjar Patroman (dari
nama asal “Banjar Pataruman”) . Sebagian besar wilayah kota Banjar berada
pada ketinggian kurang dari 100mdpl. Dengan basis ketinggian antara 20-500 meter
diatas permukaan laut (mdpl).
Kondisi Alam
Untuk tingkat
kesuburan tanah di wilayah kota Banjar pada umumnya tergolong baik. Dengan
jenis tanah alufial dan memiliki tekstur tanah baik , maka banyak warga yang
mempertahankan hidupnya dengan bercocok tanam di daerah ini. Tingginya intensitas curah hujan sangat
membantu usaha pada sektor pertanian dengan mengandalkan ketersediaan air yang
cukup untuk menanam beberapa tanaman seperti padi dan palawija, serta tanaman
hortikultura (sayur dan buah-buahan). Dari Tahun ketahun produksi usaha pertanian
di kota ini terus mengalami perumbuhan yang positif.
Namun dengan
tingkat curah hujan yang tinggi ternyata
menjadikan sebuah dilema bagi masyarakat
kota Banjar yang bertempat tinggal dilereng-lereng perbukitan dan sepanjang
aliran sungai citanduy. Mereka khawatir bahwa bencana longsor dapat terjadi
kapanpun dan sulit untuk ditebak.
Menurut realita,
saat ini terjadi penurunan kualitas lingkungan
yang perlu mendapat perhatian
serta tindak lanjut dari pemerintah maupun semua pihak yang terkait. Penurunan
kualitas lingkungan di kota Banjar meliputi : Menurunnya kualitas air sungai ,
menurunnya kualitas air tanah dangkal, menurunnya kualitas tanah yang ditandai
dengan retakan-retakan pada tanah saat
musim kemarau yang disebabkan oleh penggunan pestisida yang kurang bijaksana
dan pupuk kimia , Menurunnya kualitas udara
yang disebabkan seiring peningkatan jumlah kendaraan yang terlampau banyak dan tidak ramah lingkungan.
Permasalahan
Terdapat sekitar
16 titik di Kota Banjar yang masuk dalam kategori daerah rawan banjir dan
sebagian besar daerah rawan banjir terletak pada kecamatan Pataruman. Selain
banjir, ada dua belas titik rawan longsor. Menurut Kepala Badan Peanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjar, Asep Tatang Iskandar, “tindakan yang tepat
adalah dengan segera melakukan melakukan sosialisasi lebih intensif tentang
keadaan maupun potensi bencana yang ada di wilayah tersebut.
Dengan demikian,
nantinya masyarakat akan mengetahui keadaan sebenarnya yang ada di wilayah
tersebut, serta bagamana mengambil sikap untuk menanggulanginya”. Kecemasan bencana terutama longsor sangat
dirasakan oleh masyarakat blok D Perumahan Balokang Permai, Desa Balokang,
kecamatan Banjar. Dengan cuaca yang
terus menerus cenderung hujan lebat kadang disertai angin kencang, tentu ini
sangat membahayakan bagi keselamatan mereka karena rumah mereka yang berdekatan
dengan tebing yang tidak dilengkapi tembok penahan.
Beberapa tahun
lalu, tebing tersebut pernah longsor dan menimpa salah satu rumah warga. Beruntung, dalam musibah itu tidak ada korban
yang terluka juga tidak menelan korban jiwa. Dari kasus tersebut diharapkan
pemerintah segera menindaklanjutinya dan memberikan sosialisasi secara spesifik
tentang titik rawan bencana tersebut, sehingga masyarakat dapat
mengantisipasinya dengan baik.
Banjar merupakan
kota yang strategis untuk daerah perlintasan arus barang dan manusia antar
provinsi di selatan Pulau Jawa, oleh karena itu pemerintah kota Banjar
diharapkan mampu bekerja keras dalam
meningkatkan akselerasi pembangunan dan pemberdayaan guna tercapainya
kemakmuran dan kesejahteraan kota Banjar itu sendiri. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan,
tantangan dan peluang yang ada maka kedepannya kota Banjar akan menjadi kota
yang maju dan sesuai dengan visinya yaitu menjadi kota agropolitan.