04.11
Mendag-Mentan duduk bareng atur impor panganMerdeka.com - Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan kerap saling tuding dalam kasus impor. Untuk kali ini, kedua institusi ini bersinergi membenahi dan menciptakan sinergisitas aturan impor komoditas pangan.
Ini dilakukan dengan cara membenahi data mulai dari proses produksi kebutuhan, terutama menjelang berakhirnya masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II yang tinggal 7-8 bulan lagi.
"Waktu yang singkat sekitar 7-8 bulan ini kita optimalkan peran dari kedua kementerian ini, khususnya dalam upaya menjaga stabilitas harga. Oleh karena itu, tentu kami ingin sama-sama membenahi data baik produksi maupun kebutuhan," ujar Menteri Pertanian Suswono usai bertemu dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi di Gedung Kementan, Jakarta, Selasa (25/2).
Suswono menjelaskan, pembenahan dilakukan untuk mendapatkan data akurat terkait jumlah pasokan komoditas pangan serta kebutuhan secara nasional. Dengan begitu, kata dia, importasi dapat dilakukan tanpa harus merusak harga.
"Kalau produksi tidak memenuhi secara nasional, kapan untuk impor kebutuhan yang kurang itu dengan jumlah berapa yang ideal, biar tidak mendistorsi harga di tingkat petani," ujar Suswono.
Data tersebut kemudian diintegrasikan sehingga dapat digunakan baik oleh Kementan maupun Kemendag. Tidak hanya itu, akan dibentuk pula kelompok kerja (pokja) untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi dalam proses impor.
"Kami juga menyepakati agar realisasi impor juga sesuai dengan schedule yang ada serta menjaga kebutuhan dan harga yang stabil yang relatif bisa terjangkau oleh konsumen," ungkap Suswono.
Lebih lanjut, sinergisitas aturan ini akan berlaku pada semua impor komoditas pangan, tetapi akan diprioritaskan untuk komoditas pangan utama.
"Komoditas yang terjadi fluktuasi harga. Berarti harga, seperti bawang merah, cabe, yang sejenisnya yang akan fluktuatif. Dengan integrasi data yang ada, tidak ada distorsi harga. Bisa kita pastikan datanya akurat, impor bisa pas dengan kebutuhan," pungkas dia.