JALAN BUNTU, KAMI SAYANG KAMU...
Akrab. Suasana diskusi drg, Darmadji Prawirasetia (batik hitam) dan perwakilan warga Lingkungan Jadimulya Hegarsari Pataruman. |
Jl Buntu 13/05. Nama "jalan
buntu" menjadi salah satu topik hangat yang diajukan warga lingkungan
Jadimulya Hegarsari kemarin dalam sebuah diskusi bersama Calon Wakil
Wali Kota Banjar drg. Darmadji, kemarin. Jalan yang sudah tidak asing
lagi ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika sosial kota
Banjar, bahkan nama jalan ini pun sudah dikenal keluar daerah. Topik
ini tidak sengaja terangkat padasaat lawatan mantan direktur RSU Banjar
ini ketika bersilaturahmi di sekretariat FKPPI Pataruman. Yayat ketua RW
setempat mengungkapkan harapannya mengenai perbaikan citra Jalan buntu
yang dominan dikonotasikan banyak kalangan kearah negatif. "saya
berharap perbaikan citra ini bisa disejalankan dengan program pemerintah
kelak, sehingga isu prostitusi, minuman keras, dan beberapa peristiwa
kriminal yang sempat menghiasi media massa terjadi dijalan ini". tutur
ketua rw.
Ir, Toro Ketua FKPPI Pataruman |
Sementara Ir, Toro Rubianto Ketua FKPPI Pataruman mengulas beberapa hal
mengenai keinginan warga setempat akan kebutuhan akses trotoar bagi
pejalan kaki sepanjang jalan buntu-bobojong. "kedepan mudah-mudahan
fasilitas trotoar bisa diperhatikan pemkot, apalagi disini terbilang
padat penduduk semoga ada industri kreatif atau program lain yang dapat
mengangkat citra jalan buntu supaya bagus dikhalayak luas, kita optimis
dengan semakin terbukanya para pemimpin untuk mengetahui keinginan
warganya pasti harapan itu cepat terwujud" ungkap Ir Toro.
drg Darmadji memaparkan pula berbagai pandangannya akan kebutuhan warga
ini sangat bagus untuk perkembangan diakomodir pihak berwenang karena
Jl buntu salah satu jalan yang terkenal dan mudah dilihat pertamakali di
lajur kereta api dan viaduct, bagi kereta api ini bisa jadi "pandangan
pertama Kota", sangat cocok menampilkan produk asli masyarakat melalui
industri kreatif.
Acara diskusi ini ditutup dengan kelakar warga "Supados langkung sae,
kumaha upami nami Jalan buntu Urang gentos Janten Jalan Jadimulya?
biasana nami jalan tea du'a" (supaya lebih baik, bagaimana bila nama Jalan buntu kita ganti menjadi Jalan JadiMulya?) applause dan sambutan tawa hadirin sepertinya meng'iya kan. (bubud-dede)