BERDIRI SEJAK JAMAN BELANDA. Rialto Alias Kenanga Pusat Hiburan warga yang hampir terlupakan. |
Rialto istilah ini tak akan asing bagi para sesepuh di Kota Banjar,
Nama warisan masa pendudukan belanda pada tahun 40-an sampai tahun 70-an untuk
gedung bioskop tertua di Kota peraih Adipura ini. Rialto merupakan pusat
pertunjukan sandiwara kemudian film hitam putih, dari masa-masa film bisu
hingga masa film era 90-an. Disinilah pusat hiburan warga Banjar berada
tepatnya di dusun Gudang Kelurahan Hegarsari Kota Banjar. Nama Rialto
tergantikan dengan istilah “Kenanga” sekitar tahun 70-an, yang pada masa itu
dimulailah era pemutaran hiburan film berwarna dan tempat disekitar gedung
bioskop tertua ini sangat ramai, termasuk arena bermain anak-anak pernah eksis disini.
Tahun 40-an dimana film bisu dan
pantomim berjaya, bioskop ini pernah memutar deretan film charly chaplin. “lamun
nonton teh sok aya jalma eupeu teu ngomong, pakean hideung, di topi mamake iteuk
pikaseurieun baheula nini nempo di Rialto” kata Sartimah (85th) warga setempat.
Bagi generasi selanjutnya Bioskop
Kenanga menyimpan banyak kenangan bagi para inohong penikmat film lokal dan
manca negara di era 70-an sampai 90-an. Salah satunya Film India yang sangat
fenomenal dan unik. Kenapa disebut fenomenal karena setiap pemutaran film dari
negeri “merege hese” (istilah inohong) ini, sangat disukai warga terutama mereka
yang berasal dari daerah “jerman” (jelat-pataruman, red,). Warga jelat inilah
yang dikenang pada masa itu menjadi penonton mayoritas pemutaran film india era
Amitabachan dkk. Maka ada guyonan pada saat itu istilah film India menjadi Film
urang Jelat. Ck… ck.. ck.. “Ada warga yang mengingat pada saat masa keemasan
bioskop kenanga, semua film dibedabedakan harga tiketnya tergantung kelas, ukuran
layar atau promo tertentu, dari mulai tiket 1000, 2000, sampai 5000.
Melongok keluar gedung bioskop
berbagai arena bermain anak tersedia dipinggir kenang, deretan pedagang kaki
lima pun tak ketinggalan turut serta meraikan suasana Jalan gudang kenang.
Inisiatif kepedulian warga dusun Gudang. Bentangan spanduk dan tanda tangan warga menyuarakan penyelamatan asset gedung. |
H Jaja Tokoh setempat
mengatakan “gedung ini sudah 10 tahun tidak terawat, pengusaha bioskop pailit
memaksa tempat hiburan massa ini ditutup, karena datang era film vcd sampai
sekarang. Bangunan menjadi kumuh, dan tidak tertata, termasuk arena bermain
anak. Pemandangan disini pun sudah tidak seperti dulu lagi, intinya kurang enak
dipandang, padahal ini bagian dari aset pemprov jabaryang berlokasi di tengah
kota, mudah dilewati siapapun. Saya berharap ada tindakan dari pemkot Banjar
untuk menyelamatkan gedung ini dari kepunahan karena memiliki nilai sejarah”.
Sejumlah
massa yang merupakan warga dusun Gudang membentangkan spanduk tanda kepedulian
yang bertuliskan “selamatkan aset gedung bioskop kenanga jangan sampai terbengkalai”,
dalam bentangan spanduk putih, dibubuhi ratusan tanda tangan warga.
“Kami menunggu antisipasi dari
pemkot akan penyelamatan gedung, karena alangkah baiknya jika jika sekarang
kita gunakan untuk gedung yang bermanfaat seperti pusat kesenian dan semacamnya”
tutur H jaja Kepada Redaksi. (dede-bubud)