10.48


BERDIRI SEJAK JAMAN BELANDA. Rialto Alias Kenanga Pusat Hiburan warga yang hampir terlupakan.
Rialto istilah ini tak  akan asing bagi para sesepuh di Kota Banjar, Nama warisan masa pendudukan belanda pada tahun 40-an sampai tahun 70-an untuk gedung bioskop tertua di Kota peraih Adipura ini. Rialto merupakan pusat pertunjukan sandiwara kemudian film hitam putih, dari masa-masa film bisu hingga masa film era 90-an. Disinilah pusat hiburan warga Banjar berada tepatnya di dusun Gudang Kelurahan Hegarsari Kota Banjar. Nama Rialto tergantikan dengan istilah “Kenanga” sekitar tahun 70-an, yang pada masa itu dimulailah era pemutaran hiburan film berwarna dan tempat disekitar gedung bioskop tertua ini sangat ramai, termasuk arena bermain anak-anak pernah eksis disini.
Tahun 40-an dimana film bisu dan pantomim berjaya, bioskop ini pernah memutar deretan film charly chaplin. “lamun nonton teh sok aya jalma eupeu teu ngomong, pakean hideung, di topi mamake iteuk pikaseurieun baheula nini nempo di Rialto” kata Sartimah (85th) warga setempat.
Bagi generasi selanjutnya Bioskop Kenanga menyimpan banyak kenangan bagi para inohong penikmat film lokal dan manca negara di era 70-an sampai 90-an. Salah satunya Film India yang sangat fenomenal dan unik. Kenapa disebut fenomenal karena setiap pemutaran film dari negeri “merege hese” (istilah inohong) ini, sangat disukai warga terutama mereka yang berasal dari daerah “jerman” (jelat-pataruman, red,). Warga jelat inilah yang dikenang pada masa itu menjadi penonton mayoritas pemutaran film india era Amitabachan dkk. Maka ada guyonan pada saat itu istilah film India menjadi Film urang Jelat. Ck… ck.. ck.. “Ada warga yang mengingat pada saat masa keemasan bioskop kenanga, semua film dibedabedakan harga tiketnya tergantung kelas, ukuran layar atau promo tertentu, dari mulai tiket 1000, 2000, sampai 5000.
Melongok keluar gedung bioskop berbagai arena bermain anak tersedia dipinggir kenang, deretan pedagang kaki lima pun tak ketinggalan turut serta meraikan suasana Jalan gudang kenang.
Inisiatif  kepedulian warga dusun Gudang.  Bentangan spanduk dan tanda tangan warga  menyuarakan penyelamatan asset gedung.
H Jaja Tokoh setempat mengatakan “gedung ini sudah 10 tahun tidak terawat, pengusaha bioskop pailit memaksa tempat hiburan massa ini ditutup, karena datang era film vcd sampai sekarang. Bangunan menjadi kumuh, dan tidak tertata, termasuk arena bermain anak. Pemandangan disini pun sudah tidak seperti dulu lagi, intinya kurang enak dipandang, padahal ini bagian dari aset pemprov jabaryang berlokasi di tengah kota, mudah dilewati siapapun. Saya berharap ada tindakan dari pemkot Banjar untuk menyelamatkan gedung ini dari kepunahan karena memiliki nilai sejarah”.
Sejumlah massa yang merupakan warga dusun Gudang membentangkan spanduk tanda kepedulian yang bertuliskan “selamatkan aset gedung bioskop kenanga jangan sampai terbengkalai”, dalam bentangan spanduk putih, dibubuhi ratusan tanda tangan warga.
“Kami menunggu antisipasi dari pemkot akan penyelamatan gedung, karena alangkah baiknya jika jika sekarang kita gunakan untuk gedung yang bermanfaat seperti pusat kesenian dan semacamnya” tutur  H jaja Kepada Redaksi. (dede-bubud)