Bersama : drg. Darmadji Prawirasetia, M.Kes.
“DAYA BELI URANG BANJAR PATROMAN HARUS MENINGKAT”
Isu penting dan
sangat hangat diperbincangkan kalangan peduli pembangunan kota banjar menjelang pilkada agustus mendatang adalah
peningkatan program kesehatan, program pendidikan dan program peningkatan daya
beli khusus bagi urang Banjar
Patroman. Konsep indikator pembangunan manusia (IPM) yang menunjang program
nasional bahkan dunia ini tentu tak lepas dari perhatian dari cawalkot Hj Ade Uu Sukaesih dan dokter Darmadji
Prawirasetia. Ditemui di sela-sela rutinitasnya, dokter Darmadji memaparkan
sejumlah perencanaan terkait akselerasi peningkatan daya beli Urang Banjar
Patroman kedepan sebagai salahsatu agenda apabila berkesempatan berkiprah
menjadi abdi Rakyat 5 Tahun ke depan.
“Daya beli
sebagai indikator penting dan cermin tingkat kesejahteraan warga dalam bidang
ekonomi yang memiliki pengertian
kemampuan masyarakat membelanjakan uangnya dalam bentuk barang atau
jasa. Tentu diperlukan istilah “penghasilan” atau pendapatan individu warga
yang sesuai harapan melalui kegiatan usaha-usaha warga yang beragam” papar
dokter Darmadji. “Letak kota banjar yang menjadi tempat ideal bagi jalur
transit perdagangan antar propinsi di pulau jawa dan bahkan ibukota negara ke
depan kami berharap ada pemberdayaan potensi di pos ini” tambahnya.
Akses sarana
tranportasi yang memadai, bukan cerita belaka, kota banjar bisa dibilang
primadona di priangan timur mengenai akses jalan raya, jalur pemasaran produk
lokal pun sangat terbuka luas.
Dibalik berbagai
kemudahan sarana tersebut dokter Darmadji menyinggung beberapa poin penting
terkait upaya peningkatan daya beli ini dalam perspektif kajiannya antara lain,
Isu Upah Minimum
Kota banjar yang saat ini di level Rp. 950.000 perbulan diharapkan mampu
menarik investasi luar sebanyak banyaknya. Manufaktur yang menyerap tenaga
kerja sangat diperlukan karena meningkatnya jumlah lulusan sekolah yang saat
ini mencari pekerjaan di Kota kelahirannya sendiri. “Target ke depan UMK harus
diatas satu juta, para buruh dan karyawan banjar patut mendapatkannya, karena
terlalu murah juga bisa menurunkan daya beli, sebaliknya apabila umk ditetapkan
terlalu tinggi bisa menyulitkan dibukanya manufaktur baru oleh investor. Ambil
jalan tengah yang terbaik bisa menjadi solusi penyerapan tenaga kerja .
Selanjutnya isu
investor, yaitu para pelaku investasi yang berminat membuka usaha baru di
banjar dengan sarat menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak tadi, barang
tentu mengharapkan proses perijinan usaha yang mudah dan cepat. “investasi bisa
kita undang masuk, dengan catatan apa jawaban yang menjadi alasan utama
investor bisa kemari? Salah satunya adalah perijinan usaha yang cepat dan
mudah. Kita jangan sampai kalah dalam proses administrasi dan dokumentasi perijinan dengan kabupaten kota
tetangga Banjar. Jika perijinan sebagai contoh di ciamis bisa 1 minggu kelar,
kita harus lebih cepat dari itu” ujar
dokter Darmadji.
Setelah investasi
masuk, dengan istilah sederhananya
dibukanya pabrik atau industri baru, maka diutamakan pribumi bisa
menguasai pasar tenaga kerja, artinya urang banjar harus mampu bersaing dengan
tenaga kerja luar banjar yang akan kami dukung dengan regulasi wajib 75%
menggunakan karyawan lokal. Begitu pula dengan bidang pemasaran produk skala
pasar lokal, produk hasil buatan warga harus bisa diberikan tempat pemasaran di
pusat perbelanjaan.
Sementara disudut
kewirausahaan (enterpreneurship) para pelaku usaha kecil bukan hanya memerlukan
suntikan permodalan saja, tapi banyak diantara mereka yang benar benar
memerlukan pelatihan kewirausahaan dan bagi pemula yang berminat membuka usaha
kecil, dokter Darmadji mengatakan “ perlu pelatihan awal membuat produk baru
hasil industri rumahan termasuk belajar manajemen yang relevan dengan usaha
masing masing. Semuanya itu harus bisa difasilitasi oleh walikota terpilih
nanti”.
Dipenghujung
penyampaian opininya mengenai percepatan peningkatan daya beli warga
Banjar dalam kurun 5 tahun mendatang ini,
dokter spesialis gigi ini berharap banyak kepada para pemuda yang baru lulus
sekolah dan memerlukan pekerjaan untuk diberdayakan dalam wadah perkumpulan
pemuda yang positif, bahkan ada rencananya yang sangat bagus yaitu di tiap
kecamatan harus dibangun wahana penunjang kegiatan pemuda yang diarahkan kepada
kewirausahaan, kesenian, kebudayaan, dan olahraga.
“Para pemuda kita
yang masih menganggur dan mencari pekerjaan alangkah baiknya jika diarahkan
kepada perkumpulan pemuda untuk kewirausahaan, tentu dan pasti harus di
fasilitasi. Pemuda kita jangan sampai terjerat perkumpulan atau organisasi luar
yang kurang memberikan pendidikan yang baik bagi perkembangan karakter pemuda.
Ormas dan semacamnya harus meminimalisasi keanggotaan pemuda, berdayakan mereka
oleh pemkot supaya bisa menjadi wirausaha atau karyawan yang produktif bagi
peningkatan pendapatan warga dan kesejahteraan, saya sangat berharap kepada
para pemuda Banjar untuk bersama-sama mengedepankan kerjasama demi Kemajuan
Kota Banjar”.
Sementara program
bagi Para petani kedepan, dokter mengungkapkan harapannya akan program
peningkatan kesejahteraan petani melalui bantuan dinas terkait tentang
penyuluhan, pelatihan, dan bantuan perlengkapan penunjang pertanian yang saat
ini sudah berjalan. Tak jarang berbagai kelompok tani di Kota Banjar dikunjungi
penasehat Ikatan Dokter Gigi Indonesia ini hingga terjalinya komunikasi dengan
para petani Banjar.
Tidak hanya sampai disini, masih banyak opini-opini Dokter Darmadi Prawirasetia yang layak urang Banjar Patroman ketahui mengenai rencana kedepan program pendidikan dan kesehatan akan dihadirkan kepada pembaca di buletin Asih-Katadji edisi mendatang. (bubudsihabudin)